Kamis, 18 Februari 2016

MEA, Ancaman atau Peluang

Oleh : M.Redo Alfendo



Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA seacara umum disebut sebagai pasar bebas asia tenggara yang dimana didalam nya terdapat perdagangan bebas antara anggota ASEAN.  Dikutip dari Wikipedia bahwa MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Dengan adanya MEA sendiri merupakan suatu dilema tersendiri bagi bangsa Indonesia, dikarenakan MEA akan jadi suatu peluang bagi Indonesia untuk memasarkan produk, tenaga kerja ke negara-negara anggota MEA dengan mudah dan tanpa pajak.serta berpuluang merajai pasar ASEAN. Namun hal itu bisa terjadi apabila Indonesia sudah mengelola dengan baik dalam rangka mengahadapi MEA tersebut. Hal-hal yang harus diolah tersebut antara lain kualitas suatu produk, dan peningkatan Sumber daya manusia.  Dan sebaliknya apabila Indonesia tidak bisa mengelola hal-hal tersebut dengan baik maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi pasar bagi di ASEAN. Dan bahkan para tenaga kerja Indonesia sendiri akan menjadi penonton di negeri nya sendiri. 
              Konsep MEA sendiri sudah digagas lebih dari satu dekade yang lalu yaitu mulai pada tahun 1997. Pada saat itu para  pemimipin di negara ASEAN menghasilkan keputusan bahwa akan dilaksanakan pasar tunggal kawasan ASEAN yang pelaksanaan nya pada akhir tahun 2015 dan bergeser pada awal tahun 2016. Untuk mencapai tujuan tersebut, negara-negara ASEAN telah menyepakati untuk melakukan liberalisasi (free flow) pada lima aspek ekonomi: barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil. Akibatnya, kompetisi perdagangan di ASEAN akan semakin ketat. 
            Sebagai konsekuensi pasar bebas, semua pihak akan diberi hak yang sama untuk meningkatkan usaha nya dan bisa melakukan berbagai cara baik itu cara kotor dan tidak dibenarkan. Siapa yang kuat dia yang berkuasa. Maka yang terkuatlah yang akan diuntungkan sedangkan yang lemah akan semakin tertindas. Kemudian dengan adanya MEA sendiri yaitu Liberalisasi pasar juga akan menjadi faktor rusak nya tatanan ekonomi di negeri ini. Seperti Liberisasi Ekonomi yang dilaksanakan di negeri ini terbukti gagal menciptakan ekonomi yang maju, mandiri, stabil, dan sejahtera. Produk asing menggusur produk lokak. Kesenjangan makin lebar dan Aset-aset penting negara dikuasai oleh Asing. Serta nilai tukar rupiah pun memprihatin kan.
            MEA juga akan mempengarui sektor pertanian, dengan daya saing yang pertanian yang rendah. Serta dukungan dari pemerintah yang semakin berkurang. Seperti mengurangi dan mencabut subsidi pertanian. Maka produk impor akan membanjiri produk dalam negeri dan akan tecipta nya ketergantungan impor pada negeri ini. Pemberlakuan pasar bebas juga akan menyebabkan komersilsasi publik semisal di bidang pendidikan dan kesehatan. Pemerintah hanya akan menjadi pembuat aturan saja sedangkan untuk pelaksanaanya yang di liberalisasi akan diserahkan ke pihak swasta dan tentu saja rakyat akan menjadi terbebani untuk membayar biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal. Dan kualitas pelayanan nya sesuai dengan kemampuan dari rakyat tersebut.  Kemudian dibidang kesehatan dan pendidikan juga akan banyak pekerja, pengajar, dan investor asing  akan masuk dengan mudah untuk membangun rumah sakit ataupun sekolah Internasional. Negara ini kaya dengan sumber daya mineral, Sumber daya nabati, dan sumber daya alam lain nya. Namun dengan dilaksanakan liberalisasi perdagangan, liberalisasi energi, liberalisasi Investor dan lain-lain maka kekayaan negeri ini sendiri akan sangat mudah untuk dijarah oleh negara lain. Baik sebagai bahan baku maupun sumber kekayaan negara lain.
            Liberaliasasi ekonomi yang menjadi landasan MEA memang menjanjikan kemajuan ekonomi bagi negara-negara ASEAN. Namun menurut pengalaman dan kejadian nyata akan Liberalisasi ekonomi yang telah terjadi maka liberalisasi juga menjadi hal yang sangat mendasar yang membuat rusak nya tatanan ekonomi bagi negara-negara kapatalisme yang ada didunia ini. Misal nya Uni Eropa, yang menjadi acuan bagi MEA pada saat ini juga masih berjuang menghadapi krisis yang dikarenakan sektor finansianya yang rapuh. Liberisasi Ekonomi yang dilaksanakan di negeri ini terbukti gagal menciptakan ekonomi yang maju, mandiri, stabil, dan sejahtera. Produk asing menggusur produk lokak. Kesenjangan makin lebar dan Aset-aset penting negara dikuasai oleh Asing. Serta nilai tukar rupiah pun memprihatinkan.



Tidak ada komentar: