Rabu, 25 November 2015

Assalamualaikum.  WR.WB
Bismillah di postingan sya kali ini sya memposting kelanjutan dari PENGERTIAN BAHAN TEKNIK DAN KLASIFIKASINYA yaitu tentang  STRUKTUR KRISTAL BAHAN PADAT. di ambil dari modul Bahan Teknik Dasar Oleh Dosen Bahan Teknik Dasar Pendidkan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta Drs.Tiwan,ST,.MT. Semoga bermanfaat dan menjadi ilmu Yang bermanfaat.


STRUKTUR KRISTAL BAHAN PADAT



1. STRUKTUR ATOM

Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan proton mempunyai muatan listrik yang
-19


besarnya  1,60  x 10


C  dengan  tanda  negatif  untuk  elektron  dan  positif  untuk  proton



sedangkan neutron tidak bermuatan listrik. Massa partikel-partikel subatom ini sangat kecil:

-27


proton dan neutron mempunyai massa kira-kira sama yaitu 1,67 x 10

-31


kg, dan lebih besar


dari elektron yang massanya 9,11 x 10


kg.



Setiap unsur kimia dibedakan oleh jumlah proton di dalam inti, atau nomor atom (Z). Untuk atom yang bermuatan listrik netral atau atom yang lengkap, nomor atom adalah sama dengan jumlah elektron. Nomor atom merupakan bilangan bulat dan mempunyai jangkauan dari 1 untuk hidrogen hingga 94 untuk plutonium yang merupakan nomor atom yang paling tinggi untuk unsur yang terbentuk secara alami.
Massa atom (A) dari sebuah atom tertentu bisa dinyatakan sebagai jumlah massa proton dan neutron di dalam inti. Walaupun jumlah proton sama untuk semua atom pada sebuah unsur tertentu, namun jumlah neutron (N) bisa bervariasi. Karena itu atom dari sebuah unsur bisa mempunyai dua atau lebih massa atom yang disebut isotop. Berat atom berkaitan dengan berat rata-rata massa atom dari isotop yang terjadi secara alami. Satuan massa atom (sma) bisa digunakan untuk perhitungan berat atom. Suatu skala sudah ditentukan dimana 1 sma didefinisikan sebagai 1/12 massa atom dari isotop karbon yang
12


paling umum, karbon 12 (


C) (A = 12,00000). Dengan teori tersebut, massa proton dan



neutron sedikit lebih besar dari satu, dan
A Z + N
Berat atom dari unsur atau berat molekul dari senyawa bisa dijelaskan berdasarkan

23
sma per atom (molekul) atau massa per mol material. Satu mol zat terdiri dari 6,023 x 10
5



atom atau molekul (bilangan Avogadro). Kedua teori berat atom ini dikaitkan dengan persamaan berikut:  1 sma/atom (molekul) = 1 g/mol
Sebagai contoh, berat atom besi adalah 55,85 sma/atom, atau 55,85 g/mol. Kadang-kadang penggunaan sma per atom atau molekul lebih disukai; pada kesempatan lain g/mol (atau kg/mol) juga digunakan.


2. IKATAN ATOM PADA BAHAN PADAT

a. GAYA DAN ENERGI IKAT

Ketika atom didekatkan dari suatu jarak yang tak terbatas. Pada jarak jauh, interaksi bisa diabaikan, tetapi ketika atom saling mendekati, masing-masing memberikan gaya ke
yang lainnya. Gaya ini ada dua macam, tarik atau tolak, dan besarnya merupakan fungsi



jarak antar atom. Sumber gaya tarik F
A


tergantung pada jenis ikatan yang ada antara dua



atom. Besarnya berubah dengan jarak, seperti yang digambarkan secara skematis pada

Gambar 2.8a. Akhirnya, kulit elektron terluar dari kedua atom mulai tumpang tindih, dan



gaya tolak yang kuat F
R


mulai timbul. Gaya netto F
N


antar dua atom adalah jumlah kedua



komponen tarik dan tolak, yaitu :

FN  = FA+ FR

yang juga merupakan fungsi jarak antar atom sebagaimana di plot pada Gambar 2.8a.Jika



F  dan F
A               R


sama besar, tidak ada gaya netto, sehingga:

FA + FR = 0



Kemudian kondisi kesetimbangan muncul. Pusat kedua atom tetap terpisah pada jarak



keseimbangan r
o


seperti ditunjukkan gambar 2.8a. Pada sebagian besar atom, r
o


kira-kira 0,3



nm (3Å). Ketika sudah berada pada posisi ini, kedua atom akan melawan semua usaha untuk memisahkannya dengan gaya tarik, atau untuk mendorongnya dengan gaya tolak.

Kadang-kadang lebih menyenangkan untuk menggunakan energi potensial antara dua atom daripada gaya. Secara matematik, energi (E) dan gaya (F) dihubungkan dengan :

Atau untuk sistem atom,



6





Gambar 2.1. a) Gaya repulsive, attractive dan Net sebagai fungsi dari jarak atom., b) Energi

repulsive, attractive dan net sebgai fungsi jara atom.



dimana E , E


dan E


masing-masing adalah energi netto, energi tarik dan energi tolak bagi


N       A                R

dua atom yang terisolasi dan berdekatan.

Gambar 2.1b menggambarkan energi potensial tarik, tolak dan energi potensial netto sebagai fungsi jarak antar atom untuk dua atom. Untuk kurva netto, yaitu jumlah kedua energi, mempunyai energi potensial dititik minimum. Pada posisi ini spasi kesetimbangan
yang  sama,  r ,  bersesuaian  dengan jarak  atom  pada  kurva  energi  potensial  minimum.
o

Energi Ikat untuk kedua atom ini, E , bersesuaian dengan energi pada titik minimum ini
o

(juga diperlihatkan pada gambar 2.1b), dimana menyatakan energi yang diperlukan untuk memisahkan kedua atom ini kejarak yang tak terbatas. Besar energi ikat ini dan bentuk energi vs kurva jarak antar atom berbeda dari satu material ke material lainnya, kedua variabel ini bergantung kepada jenis ikatan atom. Zat padat dibentuk dengan energi ikat
yang besar, sedangkan energi ikat yang kecil lebih disukai oleh gas, kondisi cair berlaku


7



bagi energi yang besarnya menengah. Pada umumnya untuk material padat, temperatur leleh dan sifat ikatannya mencerminkan besarnya energi ikat.


3. IKATAN PRIMER



a. Ikatan Ion

Biasanya ditemukan pada senyawa yang dibangun oleh unsur logam dan bukan logam. Atom logam akan memberikan elektron valensinya ke atom-atom non logam. Pada proses ini semua atom akan menjadi stabil atau mempunyai konfigurasi gas mulia dan bermuatan listrik, yaitu atom-atom ini menjadi ion. Sodium klorida (NaCl) adalah material ion klasik. Atom sodium bisa mendapatkan stuktur elektron neon (dan muatan positif tunggal) dengan menyerahkan satu elektron valensi 3s ke atom klorin. Setelah penyerahan elektron ini, ion klorin akan bermuatan negatif dan dengan konfigurasi elektron menyerupai argon, Pada sodium klorida, semua sodium dan klorin berada dalam bentuk ion. Jenis ikatan ini digambarkan secara skematik pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Skema ikatan atom sodium chloride (NaCl)


Gaya ikat tarik menarik adalah coloumbik; yaitu ion positif dan negatif tarik menarik satu sama lain karena adanya muatan listrik netto. Untuk dua ion yang terisolasi, energi tarik

E  adalah fungsi jarak atom sesuai dengan :
A


dan dengan analogi yang sama, energi tolak adalah :



8



Pada perumusan diatas, A, B dan n adalah konstanta yang harganya tergantung pada masing-masing sistem ion. Harga n kira-kira 8. Material ion mempunyai karakteristik keras dan rapuh, secara listrik dan termal adalah isolator.


b. Ikatan Kovalen

Pada ikatan kovalen, konfigurasi elektron stabil diperoleh dengan membagi elektron antara atom yang berdekatan. Dua atom yang berikatan kovalen masing-masing akan menyumbangkan minimal satu elektron keikatan, dan elektron yang dipakai bersama bisa di anggap dipunyai bersama oleh kedua atom. Ikatan kovalen digambarkan secara skematik
pada Gambar 2.10 untuk molekul metana (CH ). Atom karbon mempunyai empat elektron
4
valensi,sedangkan setiap atom hidrogen mempunyai sebuah elektron valensi. Setiap atom hidrogen bisa mendapatkan konfigurasi elektron helium (dua elektron valensi 1s) ketika atom karbon membaginya dengan satu elektron. Karbon sekarang mempunyai empat tambahan  elektron,  satu  dari  setiap  hidrogen  sehinggtotal  elektron  valensi  menjadi delapan, dan struktur elektronnya adalah neon.



Gambar 2.3. Skema  covalent bonding pada molekul methane (CH4)


Jumlah ikatan kovalen yang mungkin untuk suatu atom ditentukan oleh jumlah elektron valensi. Untuk elektron valensi N, sebuah atom bisa berikatan kovalen paling banyak 8-N dengan atom lainnya. Contohnnya: N = 7 pada klorin, dan 8-N = 1, artinya satu
atom Cl bisa berikatan hanya dengan satu atom lainnya seperti Cl . Dengan cara yang sama
2
untuk atom karbon N= 4, dan setiap atom karbon mempunyai 8 - 4 yaitu empat elektron untuk dibagi. Intan adalah struktur yang berinteraksi secara tiga dimensi dimana setiap atom karbon berikatan kovalen dengan atom karbon lainnya.


9



Ikatan kovalen bisa sangat kuat seperti pada intan, dimana intan sangat sangat keras dan mempunyai temperatur leleh yang sangat tinggi yaitu >3550°C (6400 °F ), atau ikatan kovalen bisa sangat lemah seperti pada bismut, dimana akan meleleh pada 270°C (518°F). Material polimer bercirikan ikatan ini, dimana struktur molekul dasar yang dipunyai rantai karbon yang panjang diikat bersama-sama secara kovalen dengan dua dari empat ikatan yang tersedia untuk setiap atomnya. Dapat terjadi ikatan antar atom mempunyai ikatan yang sebagian berikatan ion dan sebagian lain berikatan kovalen, dan kenyatannya sangat sedikit senyawa yang menunjukan murni mempunyai ikatan ion atau ikatan kovalen saja.


c. Ikatan Logam

Ikatan logam, jenis ikatan primer terakhir, ditemukan pada logam dan paduannya. Material logam mempunyai satu, dua atau paling banyak tiga elektron valensi. Dengan model ini, elektron valensi tidak terikat kepada atom tertentu pada bahan padat namun lebih kurang ia akan bebas hanyut/bergerak melewati keseluruhan logam. Elektron ini bisa dianggap dimiliki oleh logam secara keseluruhan, atau membentuk lautan elektron atau awan elektron.
Gambar 2.4 memperlihatkan ilustrasi skematik ikatan logam.




Gambar 2.4. Skema ikatan logam


Ikatan ini bisa lemah atau kuat, jangkauan energinya antara 68 kJ/mol (0,7 ev/atom) untuk raksa hingga 850 kJ/mol (8.8 ev/atom) untuk wolfram. Temperatur leleh masing-masing

0                                          0


berturut-turut adalah –39 dan 3410


C (–38 dan 6170 F).





10





4. IKATAN SEKUNDER ATAU IKATAN VAN DER WAALS

Ikatan sekunder, van der Waals atau fisik adalah lemah jika dibandingkan dengan ikatan primer atau kimia; energi ikat biasanya dalam kisaran 10 kJ/mol (0,1 ev/atom). Ikatan sekunder timbul antara semua atom atau molekul, tapi keberadaannya tidak jelas jika salah satu dari ketiga jenis ikatan primer ada. Ikatan sekunder dibuktikan oleh gas mulia, yang mempunyai struktur elektron yang stabil, dan juga diantara molekul yang strukturnya berikatan kovalen.
Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul. Pada dasarnya sebuah dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara bagian positif dan negatif dari sebuah atom atau  molekul.  Ikatan di hasilkan dari gaya tarik-menarik  coulombik  antara  ujung  positif sebuah dipol dan bagian negatif dari dipol yang berdekatan, sebagaimana ditunjukan pada Gambar 2.5. Interaksi dipol terjadi antara dipol-dipol terimbas, antara dipol terimbas dengan molekul polar (yang mempunyai dipol permanen), dan antara molekul-molekul polar. Ikatan hidrogen, jenis khusus dari ikatan sekunder, ditemukan pada beberapa molekul dimana hidrogen sebagai salah satu komponen. Mekanisme ikatan ini akan dibicarakan secara singkat berikut ini.
  Gambar 2.5. Skema ikatan van der walls dua dipole


a. Ikatan Dipol Terimbas yang Berfluktuasi

Sebuah dipol bisa dihasilkan atau diimbaskan ke sebuah atom atau molekul yang simetris secara listrik, yaitu distribusi ruang keseluruhan elektron simetris terhadap inti bermuatan positif, sebagaimana diperlihatkan Gambar 2.6a. Semua atom mengalami gerak vibrasi konstan, yang akan menyebabkan distorsi seketika dan berumur pendek, terhadap simetri listrik pada beberapa atom atau molekul, dan menimbulkan dipol listrik kecil, seperti yang digambarkan oleh Gambar 2.6b.


Gambar 2.6. a) Skema ikatan electron simetris. b) atom dipole istrik kecil



 
11





Salah satu dipol ini pada gilirannya bisa menimbulkan sebuah pergerakan pada distribusi  elektron  dari  molekul  atau  atom  yang  berdekatan,  yang  membuat  atom  atau molekul kedua ini menjadi dipol yang kemudian dengan lemah ditarik atau diikat ke atom atau molekul yang pertama; ini adalah satu jenis ikatan van der Waals. Gaya-gaya tarik ini bisa  timbul  diantara  sejumlah  besar  atom  atau molekul,  dimangaya-gaya  ini  bersifat sementara dan berfluktuasi terhadap waktu.
Proses pencairan dan, dalam bebarapa hal, proses pembekuan dari gas mulia dan



molekul lain yang simetris dan netral secara listrik seperti H
2


dan Cl
2


dipercaya disebabkan



oleh ikatan jenis ini. Temperatur leleh dan didih adalah sangat rendah pada material dimana ikatan dipol terimbas dominan, dan dari semua ikatan antar molekul yang mungkin terjadi, ikatan ini paling lemah.


b. Ikatan Antara Dipol Molekul Polar dan Dipol Terimbas

Momen dipol permanen timbul pada beberapa molekul karena susunan yang tidak simetris dari daerah yang bermuatan positif dan negatif; molekul ini disebut molekul polar. Gambar
2.7 adalah penggambaran skematik dari molekul hidrogen klorida; momen dipol permanen timbul dari muatan netto dari muatan positif dan negatif yang masing-masing berkaitan dengan ujung-ujung hidrogen dan klorin dari molekul HCl.


Gambar 2.7. Skema molekul polar hydrogen chloride








Gambar 2.8 Skema ikatan hydrogen dalam   hydrogen fluloride.



Molekul polar  bisa juga mengimbaskan dipol pada  molekul non  polar  didekatnya,  dan sebuah ikatan akan terbentuk sebagai hasil gaya tarik menarik antara dua molekul ini. Lebih jauh, besar ikatan ini akan lebih besar dari pada dipol terimbas yang berfluktuasi.









12



c. Ikatan Dipol Permanen

Gaya van der Waals juga akan timbul diantara molekul polar  yang berdekatan. Energi ikat yang terkait lebih besar secara signifikan dari pada energi ikat yang ada pada dipol terimbas.
Jenis ikatan sekunder yang paling kuat, ikatan hidrogen, adalah kasus khusus dari ikatan molekul polar. Ikatan ini terjadi antara molekul dimana hidrogen berikatan kovalen dengan
fluorin (sebagai HF), dengan oksigen (sebagai H O), dan dengan nitrogen (sebagai NH ).
2                                                                                              3

Untuk setiap ikatan H-F, H-O atau H-N, elektron hidrogen tunggal dibagi bersama dengan atom lainnya. Maka, ujung hidrogen dari ikatan pada dasarnya adalah proton terbuka yang bermuatan positif, yang tak terlindungi oleh elektron. Ujung molekul yang bermuatan positif sangat tinggi ini mempunyai gaya tarik yang kuat terhadap ujung negatif dari molekul yang berdekatan, seperti ditunjukan pada Gambar 2.8 untuk HF. Besar ikatan hidrogen umumnya lebih  besar  dari  ikatan  sekunder  jenis  lainnya,  dan  bisa  mencapai  51  kJ/mol  (0,52 ev/molekul.




5. MOLEKUL

Molekul bisa didefinisikan sebagai sebuah kelompok atom yang terikat bersama- sama oleh ikatan primer yang kuat. Dalam konteks ini, keseluruhan spesimen padat yang terikat dengan ikatan logam dan ion bisa dianggap sebagai molekul tunggal. Pada cairan terkondensasi dan bahan padat, ikatan antar molekulnya adalah ikatan sekunder lemah. Konsekuensinya, material molekul mempunyai temperatur leleh dan didiyanrendah. Sebagian besar dari mereka yang mempunyai molekul kecil yang dibentuk oleh beberapa atom adalah gas pada temperatur dan tekanan biasa atau ambien. Disisi lain, banyak polimer modern, merupakan material molekul yang dibangun oleh molekul yang sangat besar, berada pada kondisi padat; beberapa dari sifat-sifat mereka sangat bergantung kuat atas keberadaan ikatan sekunder van der Waals dan hidrogen.


6.  KRISTAL

Material  kristal  adalah  material  padat  dimana  atom-atomnya  tersusun  dalam susunan yang berulang dan periodik pada dimensi yang besar yaitu atom-atom berada pada kondisi keteraturan jarak panjang. Untuk material non-kristal atau amorfus, keteraturan
atom jarak panjang tidak muncul.







13



7. SEL SATUAN

Ketika menerangkan struktur kristal, atom (atau ion) dilukiskan sebagai bola padat dan model ini disebut dengan model bola keras atom dimana setiap bola akan menyinggung bola terdekat. Susunan atom pada kristal padat memperlihatkan bahwa sekelompok kecil atom membentuk pola yang berulang. Karena itu dalam menerangkan struktur kristal, lebih mudah untuk membagi struktur ke dalam kesatuan kecil yang berulang yang disebut sel satuan. Sel satuan pada sebagian besar struktur kristal berbentuk jajaran genjang atau prisma yang mempunyai tiga set permukaan yang sejajar (gambar 2.9 c), dimana dalam hal
ini sebuah kubus.




Gambar 2.9. Struktur Kristal Face Centre Cubic (FCC)

Sel  satuan  bisa kadang-kadang  digambarkan dengan  model  sel satuan  boldiperkecil

seperti terlihat pada gambar 2.9b.





14



8. SISTEM KRISTAL

Jika  dilihat  dari  geometri  sel  satuan,  ditemukan  bahwa  kristal  mempunyai  tujuh kombinasi geometri yang berbeda seperti diperlihatkan pada tabel 2.1.
Pada sebagian besar logam, struktur kristal yang dijumpai adalah: kubus pusat sisi, FCC (face-centered cubic), kubus pusat ruang, BCC (body-centered cubic) dan tumpukan padat heksagonal, HCP (hexagonal close-packed).
Beberapa  logam,  dan juga  non-logam,  bisa  mempunyai  lebih  dari  satu  struktur  kristal, fenomena ini disebut polimorfisme. Jika kondisi ini dijumpai pada bahan padat elemental maka disebut alotropi
Tabel 2.1. Parameter lattice untuk beberapa jenis struktur Kristal atom logam


.





15



a. KUBUS PUSAT SISI, FCC

Struktur kristal ini termasuk kristal kubus dimana terdapat atom disetiap sudut kubus ditambah masing-masing satu buah atom di setiap permukaan/sisi kubus. Sifat ini banyak dijumpai pada logam seperti tembaga, aluminium, perak dan emas. Gambar 2.9 memperlihatkan kristal jenis ini. Panjang sisi kubus a dan jari-jari atom R dihubungkan dengan persamaan:

Fraksi volume bola padat di dalam sel satuan atau disebut faktor penumpukan atom, FP

dirumuskan:


Untuk struktur FCC, Faktor Penumpukan Atom adalah 0,74. Logam umumnya mempunyai faktor penumpukan atom yang relatif besar untuk memaksimalkan efek pembungkusan oleh elektron bebas.


b. KUBUS PUSAT RUANG, BCC

Struktur kristal ini mempunyai atom di setiap sudut kubus ditambah sebuah atom didalam kubus, seperti yang ditunjukkan gambar 2.10.
Panjang sel satuan dirumuskan dengan:


Faktor Penumpukan Atom kristal ini adalah 0,68.




Gambar 2.10. Struktur Kristal Body Centere Cubic (BCC)






16



c. TUMPUKAN PADAT HEKSAGONAL, HCP

Gambar 2.11memperlihatkan sel satuan jenis ini. Sel satuan jenis ini adalah jenis sel satuan heksagonal. Permukaan atas dan bawah sel satuan terdiri dari enam atom yang membentuk heksagonal yang teratur dan mengelilingi sebuah atom ditengah-tengahnya. Bidang lain yang mempunyai tiga atom tambahan pada sel satuan terletak antara bidang atas dengan bidang bawah. Enam atom ekivalen dipunyai oleh setiap sel satuan ini. Faktor penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama dengan sel satuan FCC. Logam yang mempunyai struktur kristal ini antara lain: cadmium, magnesium, titanium dan seng.

Gambar 2.11. Struktur Kristal Hexagonal Close Paced (HCP)



9. KERAPATAN ATOM

Kerapatan atom struktur kristal bisa dicari dengan persamaan:


dimana :         n = jumlah atom yang terkait dengan sel satuan

A = berat atom



V  = volume sel satuan
C
23
N  = bilangan avogadro (6,023 x 10
A





atom/mol)




10. KRISTAL TUNGGAL

Untuk bahan padat kristal, susunan atom yang periodik dan berulang adalah sempurna atau berlanjut di keseluruhan spesimen tanpa gangguan, hasilnya disebut kristal tunggal. Semua sel satuan bersambung dengan cara yang sama dan mempunyai orientasi
yang sama.

17





11. POLIKRISTAL

Sebagian besar bahan padat kristal disusun oleh sekumpulan kristal-kristal kecil atau butir. Kristal seperti ini disebut polikristal. Berbagai tingkat dalam pembekuan spesimen polikristal diperlihatkan secara skematik oleh gambar 3.16. Pertama-tama kristal kecil atau nuklei terbentuk di berbagai posisi. Kristal ini mempunyai orientasi kristalografi acak, sebagaimana ditunjukkan oleh jaring persegi. Butir-butir kecil tumbuh. Ujung-ujung atom yang  berdekatan  bersinggungan  satu  sama  lain  ketika  proses  pembekuan  mendekati
selesai. Hasilnya orientasi kristalografi akan berbeda antara satu butir dengan butir lainnya.



Gambar 2.12. Skema diagram tahapan pembekuan pada bahan polycrystalline. a) pegintian Kristal., b) pertumbuhan Kristal., c) pertumbuhan Kristal komplit d) Struktur butiran ila dilihat dibawah mikroskop.













18



E. Latihan


1.  Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian dari atom.


2.  Gaya dan energy ikatan atom dipengaruhi oleh apa?


3.  Ada berapa macam ikatan atom primer? Gambarkan dan jelaskan


4.  Apa yang dimaksud dengan ikatan van der walls?


5.  Apa ang dimaksud dengan molekul, Kristal dan sel satuan ?


6.  Apakah lattice itu?


7.  Gambarkan selsatuan untuk BCC, FCC, HCP.


8.  Panjang selsatuan BCC adalah  . Bagaimana rumus tersebut didapat?


9.  Bagaimana cara menghitung kerapatan atom?


10. Apakah yang dimaksud dengan poli Kristal dan Kristal tunggal?





F. Rangkuman


Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan proton mempunyai muatan listrik yang
-19


besarnya  1,60  x 10


C  dengan  tanda  negatif  untuk  elektron  dan  positif  untuk  proton



sedangkan neutron tidak bermuatan listrik.


Gaya  atom  yang  berdekatan  ada  dua  macam,  tarik  atau  tolak,  dan  besarnya



merupakan fungsi jarak antar atom. Sumber gaya tarik F
A


tergantung pada jenis ikatan yang



ada antara dua atom.


Energi potensial tarik, tolak dan energi potensial netto sebagai fungsi jarak antar atom untuk dua atom. Untuk kurva netto, yaitu jumlah kedua energi, mempunyai energi potensial dititik minimum

Ikatan primer terdiri dari ikaan ion, ikatan kovalen dan ikatan logam. Sedangkan ikatan sekunder disebut sebagai ikatan vanderwalls, Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol atom atau molekul. Pada dasarnya sebuah dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara
19



bagian positif dan negatif dari sebuah atom atau molekul. Ikatan di hasilkan dari gaya tarik- menarik coulombik antara ujung positif sebuah dipol dan bagian negatif dari dipol yang berdekatan.

Kristal adalah material padat dimana atom-atomnya tersusun dalam susunan yang berulang dan periodik pada dimensi yang besar yaitu atom-atom berada pada kondisi keteraturan jarak panjang.

Susunan atom pada kristal padat memperlihatkan bahwa sekelompok kecil atom membentuk pola yang berulang. Karena itu dalam menerangkan struktur kristal, lebih mudah
untuk membagi struktur ke dalam kesatuan kecil yang berulang yang disebut sel satuan.



















































20