Etimologi
Lafazh ad-Dajjal diambil dari perkataan orang Arab (دَجَلَ الْبَعِيْرَ), maknanya adalah dicat dengan tertutupi dan menutupi dengannya. Makna asal dari kata (الدَّجَلُ) ad-Dajalu adalah mencampuradukkan, dikatakan “دَجَلَ إِذَا لَبِسَ وَمَوَّهَ” maknanya adalah merancukan dan mengaduk-aduk.
Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan
(فَعَّالٌ), jadi maknanya adalah banyaknya kebohongan juga kerancuan
darinya. Bentuk jamaknya (دَجَّالُوْنَ), sementara Imam Malik
menjamakkannya dengan kata (دَجَاجَلَةُ), dan termasuk jama’ taksir.
Kemudian kata Dajjal menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan kedatangannya.
Kemudian kata Dajjal menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat. Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan kedatangannya.
Genealogi
Dajal menurut keyakinan para Salafus shalih adalah seorang anak Adam, ia
bukan dari golongan jin, dan bukan pula keturunan dari perpaduan
manusia dan jin. Dua ulama kontemporer berkata bahwa Dajal adalah bani
Adam, dia butuh makan, minum dan lainnya, oleh karena itu ia akan dan
bisa dibunuh oleh Nabi Isa. Keluarga Dajjal, ayah, ibu, kakek dan nenek
moyangnya adalah penyembah berhala. Mereka keturunan Yahudza, yang telah
menikah selama 30 tahun tetapi belum dikaruniai seorang anak. Dajal
dikisahkan tidak memiliki keturunan atau mandul.
Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang
kemudian hari menjadi kota besar pada masa Nabi Daud dan setelahnya.
Ciri Fisik
Menurut hadits Dajal memiliki ciri fisik seperti cacat pada mata
kirinya, memiliki rambut keriting dan lebat. Sedangkan pendapat lain
mengatakan mata kanannya yang buta. Ia memiliki perawakan pendek,
berkaki bengkok, rambutnya keriting, buta sebelah matanya.
Tertulis diantara dua mata Dajal ك ف ر (Kaf-Fa-Ra artinya kafir) yang bisa dibaca oleh orang buta aksara.
Periwayat hadist lain mengatakan, ia terlihat masih muda, berbadan
besar, agak kemerah-merahan. Ia seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya
kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan
matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar), wajah Dajal
serupa dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuza’ah yang hidup di zaman Jahiliyah).
Pada saat itu pula, diantara Muhammad dan para sahabatnya, ada seseorang
yang bernama Ibnu Shayyad, ia memiliki semua ciri khas Dajal. Umar bin
Khattab
pun bersumpah disamping Nabi Muhammad bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajal,
tetapi Nabi Muhammad tidak menjawab apapun dikarenakan ia tidak
mendapatkan wahyu
mengenai hal tersebut. Karena itulah Nabi Muhammad tidak menyatakan
secara
pasti bahwa dia adalah Dajal atau yang lainnya, dan karena itu pula ia
berkata kepada ‘Umar, bahwa jika Ibnu Shayyad benar Dajal, maka 'Umar
tidak akan pernah bisa membunuhnya.
Sebagian sahabat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh ‘Umar,
dan bersumpah bahwasanya Ibnu Shayyad adalah Dajal, sebagaimana
diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, Ibnu ‘Umar, dan Abu Dzarr.
Kemudian Ibnu Shayyad mendengar apa yang telah dibicarakan
orang-orang mengenainya, lalu dia merasa sangat terluka karenanya.
Kemudian ia membela diri bahwa dia bukanlah Dajal, dan berhujjah bahwa
yang dikabarkan oleh nabi tentang sifat-sifat Dajal tidak sesuai dengan
keadaannya. Ibnu Shayyad mengaku bahwa ia seorang Muslim sedangkan Dajal
adalah kafir, ia memiliki keturunan, sedangkan Dajal mandul, ia bisa
memasuki kota Makkah dan Madinah, sedangkan Dajal tidak bisa.
Lokasi
Menurut kisah dari Tamim ad-Dari seorang pendeta Nasrani yang sudah memeluk Islam dan menjadi sahabat nabi.
Ia bercerita tentang pengalamannya tentang pelayarannya bersama tiga
puluh orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam, kemudian mereka
terdampar disebuah pulau. Di pulau tersebut mereka bertemu dengan
makhluk berbulu lebat yang bisa berbicara, makhluk tersebut mengaku
bernama al-Jassasah. Kemudian al-Jassasah itu memerintahkan Tamim beserta rombongan, untuk memasuki sebuah biara
yang didalamnya ada seseorang bertubuh sangat tegap dan besar, kedua
tanganya di belenggu ke kuduknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya
di rantai dengan besi.
Pulau tersebut dikatakan dia berada di laut Syam (laut Arab), kemudian
Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabatnya lebih detail lagi bahwa
Dajal akan muncul dari sebelah timur.
Kemunculan
Keluarnya Dajal merupakan tanda kiamat besar akan segara tiba, yang
dimulai pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan
keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut. Sebelum Dajal
keluar, manusia diuji dahulu dengan kemarau dan kelaparan, serta tidak
turunnya hujan dan musnahnya pepohonan selama tiga tahun berturut-turut, hewan ternak pun menjadi mati.
Menurut penjelasan hadits bahwa Dajal akan muncul dari arah timur dari
negeri Persia, disebut Khurasan. Ibnu Katsir berkata bahwa munculnya
Dajal adalah dari Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang disebut Yahudiyah.
Kemunculan Dajal baru terlihat jelas ketika ia sampai di suatu tempat
antara Irak dan Syam.
Persinggahan
Dikatakan didalam hadits bahwa Dajal akan memasuki semua negeri dengan
membawa kerusakan, kecuali Makkah dan Madinah. Dikisahkan pula ia tidak
bisa masuk kedalam empat masjid, yaitu Masjid al-Haram, Masjid Nabawy,
Masjid al-Aqsha dan Masjid ath-Thur. Kemudian Dajal akan mendatangi
daerah dataran bergaram yang bernama Marriqanah.
Seruan
Menurut seorang ulama, awal kedatangan Dajal ia menyeru kepada umat
Islam mengaku sebagai Muslim, kemudian mengaku sebagai nabi dan pada
akhirnya mengaku sebagai Tuhan.
Pengikut
Kemudian para pengikutnya adalah mayoritas umat Yahudi, orang Arab para wanita, orang
fasik, kafir dan munafik, rakyat jelata, berbagai suku bangsa,
anak-anak hasil diluar pernikahan, para pria yang seperti wanita dan
para wanita yang seperti pria.
Ada kaum yang bersahabat dengan Dajal, dan mereka mengetahui bahwa
Dajal adalah kafir, mereka hanya berharap agar mereka mendapatkan
makanan dari Dajal.
Masa Berkuasa
Dajjal berkuasa di muka bumi selama 40 hari lamanya. Berikut ini hadist yang menceritakan lamanya kuasa Dajjal di bumi:
Dajjal tinggal di muka bumi ini, hanya selama 40 hari. Sehari seperti
setahun, sehari seperti sebulan, sehari seperti sepekan, dan sisanya
seperti hari-hari biasa. [Lihat HR. Muslim 2937]
Kemampuan
Dajal diterangkan dalam hadits memiliki kelebihan-kelebihan seperti halnya mukjizat para nabi, kelebihan ini disebut dengan istidraj,
yaitu sesuatu kemampuan atau kenikmatan yang diberikan oleh Allah
tetapi digunakan untuk kemaksiatan. Dajal sanggup menghidupkan orang
mati yang ia bunuh,
menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang
mati, memunculkan kesuburan, membawa sungai, surga dan neraka,
memerintahkan langit untuk hujan maka turunlah hujan, memerintahkan bumi untuk menumbuhkan maka tumbuhlah tanaman-tanaman.
Dia dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada waktu bersamaan
dan dia mempunyai keahlian untuk menipu manusia.
Menurut hadits riwayat Imam Ahmad, ia dikatakan memiliki keledai yang
bisa terbang, lebar kedua telinga keledai itu 40 hasta. Keledai putih
itu memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya.
Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas
daratan dan menyeberangi lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh
angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada diangkasa.
Dajal bersama dengan para setan dari golongan jin kafir (Qarin)
yang wajahnya sama persis dengan orang-orang yang telah lama meninggal
seperti orang tua, saudara, atau kerabat, kemudian jin-jin itu akan
menampakkan diri mereka kepada orang yang masih hidup. Kemudian para
setan tersebut akan mengatakan bahwa Dajal adalah Tuhan.
Dengan kemampuan yang dimilikinya itu maka ia akan menyatakan dirinya
adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam berpikir. Ia mengatakan
bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting akan ia
bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan
menghidupkan apa yang ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki
kekuatan ini lagi.
Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki,
seorang lelaki beriman akan datang dari Madinah, ia akan menemui Dajal,
kemudian ia berdiri pada atas Gunung Uhud,
dan dengan beraninya mengatakan bahwa Dajal adalah Dajal. Kemudian ia
akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku adalah Tuhan jika aku
membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajal membunuh lelaki
beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu
akan berkata bahwa dia semakin tidak percaya bahwa Dajal adalah Tuhan.
Ia datang membawa beberapa unsur alam seperti air dan api, (penjelasan lain ia membawa surga dan neraka) sungai, dan gunung roti.
Kemudian ia sanggup mengeluarkan harta yang terpendam dari reruntuhan,
sehingga harta tersebut mengikuti Dajal seperti sekelompok lebah.
Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari pada musim kemarau,
Dajal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika
menjawab air, itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api,
ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air jika kamu mengakui Dajal
adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih
memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan
dibunuhnya.
Kematian
Menurut hadits riwayat dari Imam Muslim, Dajal akan dibunuh oleh Isa di kota Lud (اللد al-Ludd) di pintu gerbang kota tersebut, Palestina. Menurut Dr. Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi, Lud adalah kota yang terletak di dekat Baitul Maqdis atau Elia di Palestina dekat Ramalah.
Lud merupakan salah satu kota yang berkembang di dataran Sharon, yaitu
15 km di tenggara Tel Aviv, Israel, konon kota Lud dahulu menjadi tempat
tinggal Suku Benyamin. Kota seluas 12.226 km per segi itu sudah muncul
sejak Periode Kanaan. Temuan tembikar di daerah tersebut menunjukkan
Kota Lud telah eksis sejak 5600 hingga 5250 sebelum Masehi.
Perlindungan dari Dajal
Nabi Muhammad mengingatkan para umatnya untuk membaca dan menghafal
sepuluh ayat pertama dari Surat Al-Kahfi sebagai perlindungan dari
Dajal, dan kalau bisa berlindung di kota Madinah dan Mekkah, karena
Dajal tidak akan pernah bisa masuk kota tersebut yang dijaga oleh para
malaikat.
Nabi Muhammad juga mengingatkan para umatnya untuk berdoa kepada Allah
untuk meminta perlindungan dari Dajal. Doanya berbunyi, “Ya, Allah aku
berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dan azab kubur, dari fitnah hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal.”
Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Dajal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar