Teori kendali pikiran dan teknik yan digunakan oleh media massa.
Mereka mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi
menfaatnya, perusak perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika
anak. Sementara itu, para ibu yang lainnya berpendapat bahwa televisi
merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus dengan beberapa
persyaratan tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita
sedang membahas televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak.
lagi. Pertama, televisi merupakan
faktor perusak dan penghancur di sebagian besar program acaranya. .
Kedua, televisi merupakan faktor pembangun di beberapa program, namun
ini sangat minim. Itulah opini para ibu di beberapa negara yang menjawab
angket pendukung penulisan buku ini. Saya menemukan 85% para ibu
berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi
pendidikan anak (baca juga:
Jika kita melihat survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga di
Amerika, rata-rata karyawan menonton televisi 30 jam selama seminggu.
Anak-anak menonton televisi selama 40-60 jam seminggu. Mereka menonton
hal-hal yang tidak berguna. Ketika kita melihat kehidupan para manajer,
mereka menonton televisi 20 jam selama seminggu. Ketika kita melihat
boss dari para manajer ini, mereka menontonnya 10 jam selama seminggu.
Ketika kita sampai pada CEO, mereka menontonnya 2-3 jam selama seminggu,
50% dari yang mereka tonton berhubungan dengan pekerjaan mereka. Jadi
orang-orang yang mengubah dunia bukanlah mereka yang duduk menonton
televisi.
Bahaya Televisi terhadap Anak
Selama menelaah buku-buku yang berbicara seputar pengrah televisi terhadap anak, saya menemukan banyak penelitian yang menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian, diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku anak, bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini beberapa bahaya yang paling tampak.
1) Televisi dan Agama
Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang
merupakan hasil impor dari negara-negara Barat, yang dapat merusak
fitrah keimanan anak kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Terlebih lagi,
ada program acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama
tertentu, seperti bernama “Tuhan” Zella (Godzila) sang penyelamat
manusia dari kejahatan. Ada cerita tentang peperangan di luar angkasa;
menggambarkan adanya musuh manusia di planet lain yang dapat
menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan
kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang
alam semesta, kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut
menceritakan tentang alam semesta yang besar tanpa ada kendali dari
kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini dikendalikan oleh
dua kekuatan: kekuatan jahat dan kekuatan bagi yang saling berebut
kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang kuasa
mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta ini. Contoh
(buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini adalah) film yang
menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal itulah sumber
peraturan alam semesta ini.
Bila kita perhatikan program acara tersebut, kita dapat menemukan bahwa
sebagian besar acara anak itu tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Contohnya, acara anak “Hai Simsim, bukalah!” Acara ini merupakan
terjemahan dari film Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit
efek negatifnya bagi anak, tetapi memiliki beberapa unsur negatif.
Akibat pengaruh negatif program acara anak ini, salah seorang anak yang
menonton acara tersebut bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua
permintaannya!
2) Televisi dan Perilaku Anak
Secara umum, televisi dapat membuat anak –dengan menyempatkan diri untuk
menontonnya- berkepribadian negatif, menyebabkan anak menjadi bodoh,
kurang peduli, kurang peka, dan dapat menyebabkan anak melakukan tindak
anarkis, jauh dari sifat kasih sayang.
Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung
norma-norma negatif bagi para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir,
saling membanggakan diri, tidak peduli suka menguasai, bertindak
anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan
yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan
kritik di negara-negara Barat sendiri! Terlebih lagi iklan-iklan seperti
itu menarik simpati anak untuk membeli produk yang terkadang berbahaya
bagi kesehatan anak!
Penayangan informasi internasional maupun nasional tentang para artis
dan atlet sebagai bintang dan pahlawan, hal ini dapat mendorong anak
untuk mengagumi dan mengidolakan mereka dan tidak mengetahui para
bintang dan pahlawan sebenarnya, orang-orang yang terkemuka dalam
sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya
sendiri, juga dalam sejarah Islam.
Para dokter ahli menilai bahwa televisi merupakan sumber bahaya bagi
perilaku anak yang memiliki kecenderungan seksual. Televisi juga
berperan sebagai pembangkit diri naluri seksual pada anak.
Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis (kekerasan) pada jiwa anak atau
menambah kenakalan anak. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa 70%
orang tua mencela tindakan anarkis anak yang disebabkan oleh
cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau
disiarkan di radio. Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal
tersebut mendorong anak yang tidak memiliki kecenderungan bersikap
anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah kenakalan pada
anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis. Anak yang sering
menonton acara televisi yang mengandung unsur tindakan anarkis,
kecenderngannya untuk bertingkah nakal menjadi lebih tinggi daripada
anak yang tidak menontonnya.
3) Televisi dan Bahaya Kesehatan Anak
Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama seperti bahayanya membawa barang berat.
Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan
kondisi cahaya yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit
yang dikenal dengan sebutan epilepsi televisi. Penyakit itu akan
menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil!
Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya
permainan yang melatih kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat
waktu tidur anak. Juga berdampak negatif bagi indera pendengaran dan
penglihatan anak.
Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahaya menonton televisi.
4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak
Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir.
4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak
Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir.
5) Televisi dan Keluarga
Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang tidak berkumpul bersama kecuali ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini tidak mengandung unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam berbuat dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta.
Prinsip-prinsip yang Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi
Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi lebih dari satu jam per hari.
Adapun anak yan masih menyusui ASI (anak di bawah usia dua tahun),
dokter menyarankan agar ketika menyusui, ibu tidak memposisikan anak
berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi otak anak masih
belum sempurna.
- Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai kesempatan bagi orang tua untuk menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan yang salah.
- Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan pengganti.
- Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan contoh kepada anak supaya tidak menonton program acara televisi yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan agama.
- Janganlah menggunakan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak, atau untuk memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut persaksian para ibu-yang turut menjawab angket yang disebarkan- ada di antara mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai cara untuk memberikan ganjaran atau hukuman bagi anak!
- Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai waktu melalui ucapan dan praktik agar anak tidak menghabiskan waktu di depan televisi.
- Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum menghidupkan televisi, tentunya setelah orang tua membatasi program acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan menentukan waktu untuk menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi, biasakanlah anak menonton televisi sambil duduk.
- Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota keluarga yang paling jarang menonton televisi dalam seminggu.
- Hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan dalam menonton televisi, seperti minimal jarak antara televisi dan penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV sejajar dengan pandangan mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru terang untuk menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.
Sumber : muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar