Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan apabila
perkataan telah jatuh atas mereka, kami akan mengeluarkan seekor
binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa
sesungguhnya manusia sudah tidak yakin kepada ayat-ayat kami.”
(An Naml: 82)
Tanda kiamat besar yang
kelima ini dapat dilihat oleh orang-orang Mu’min dan terjadinya
berdekatan dengan terbitnya matahari dari barat.
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya
tanda-tanda kiamat pertama yang akan terjadi adalah terbitnya matahari
dari tempat terbenamnya dan keluarnya seekor binatang kepada manusia
pada waktu Dhuha, yang manapun diantara dua hal ini akan duluan terjadi,
maka yang keduanya akan terjadi dalam waktu yang dekat.”
(Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibn Majah dari ‘Abdullah bin ‘Umar)
Al Hafizh Ibn Hajar berkata:
“Dan kemungkinannya
adalah bahwa binatang bumi tersebut akan muncul pada hari terbitnya
matahari dari barat.” Al Hakim ‘Abdullah berkata: “Yang terlihat (dari
nash-nash) adalah bahwa yang terjadi lebih dahulu adalah terbitnya
matahari dari Barat atau pada waktu yang dekat darinya”. Kemudian Ibn
Hajar berkata lagi: “Saya mengatakan bahwa hikmah dari hal tersebut
adalah bahwa ketika matahari terbit dari barat tertutuplah pintu tobat,
maka keluarnya binatang bumi tersebut adalah untuk membedakan antara
orang Mu’min dengan orang kafir adalah untuk menekankan maksud dari
tertutupnya pintu tobat.”
(Fahtul Baari, kitaburriqaq, Thulu’issyamsi Min Maghribiha, hal.303)
Barangkali yang
menyebabkan dua tanda ini akan terjadi dalam urutan yang berdekatan
adalah karena terjadinya salah satu dari dua tanda ini akan menutup
pintu tobat, maka kedatangan tanda selanjutnya yaitu untuk menguatkan
bahwa pintu tobat telah benar-benar tertutup. Wallahu A’lam.
Ketika matahari telah
terbit dari barat maka tertutuplah pintu tobat dan dicaplah manusia
menurut kelompok mereka (mu’min atau kafir). Lalu muncullah binatang
bumi yang akan menekankan bahwa pintu tobat benar-benar telah tertutup
dengan penandaan orang-orang Mu’min atau kafir.
Ciri-Ciri Binatang Bumi (Dabbatul Ardhi)
Ia adalah seekor
binatang yang besar, berbulu panjang, berbulu roma pendek dan halus dan
mempunyai beberapa kaki. Bentuknya adalah besar, akan tetapi kita tidak
menemukan hadits-hadits yang shahih yang bisa dijadikan sebagai sandaran
yang menerangkan tentang sifat-sifat besarnya, walaupun ada yang
menerangkan sifat-sifat ini dengan terperinci yang menunjukkan berapa
besarnya, dimana apabila ia keluar dari sebuah celah di bukit Shafa
secepat lari kuda selama tiga hari maka belum akan keluar sepertiga dari
badannya dan lain-lain sebagainya dari sifat-sifat yang menunjukkan
berapa besarnya. Wallahu A’lam dengan hadits-hadits yang menerangkan
sifat-sifat seperti tersebut. Masalah berapa besarnya adalah tidak
terlalu penting bagi kita.
Cukup bagi kita untuk
meyakini saja bahwa Binatang Bumi benar-benar akan keluar di hari kiamat
nanti berdasarkan firman dari Allah:
“Dan apabila perkataan
telah jatuh atas mereka, kami akan mengeluarkan seekor binatang melata
dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia
sudah tidak yakin kepada ayat-ayat kami.”
(An Naml: 82)
Tujuan Dikeluarkannya Binatang Bumi (Dabbatul Ardhi) Oleh Allah
1. Berbicara (memperkatakan) kepada manusia bahwa: “Sesungguhnya manusia sudah tidak yakin dengan ayat-ayat Allah.”
2. Memberikan
tanda-tanda atau cap di tiap-tiap wajah manusia dimana tanda-tanda itu
akan membuat wajah orang mukminin bercahaya dan akan menggelapkan wajah
orang-orang kafir.
3. Bahkan
orang-orang yang berada di masjid yang paling terjaga dan terhormat
yaitu Masjidil Haram, ia tidak akan berhenti dari kejaran mereka, ia
akan memekik (bersuara) antara maqam Ibrahim dengan Hajarul Aswad
(Ka’bah) sambil menebarkan tanah dari kepalanya, kemudian ia menghadap
ke timur dan mengeluarkan suara keras yang melampaui segala penjurunya,
kemudian ia menghadap ke barat dan melakukan hal yang sama. Hal itu
menyebabkan manusia terpisah darinya secara bersama-sama (cerai berai
dan dengan berkelompok) sedangkan satu kelompok dari kaum Muslim akan
tetap bersiteguh dan mereka telah mengetahui bahwa ia adalah binatang
Allah sedangkan mereka tidak akan dapat mengalahkan Allah.
Binatang tersebut
memberi tanda pada muka orang mukminin sehingga ia menjadi terang
seperti bintang dan binatang tersebut akan berjalan di muka bumi yang
tidak dapat dikejar oleh siapapun serta tidak seorangpun yang dapat
melarikan diri darinya, bahkan apabila seorang laki-laki berselindung
darinya dengan melakukan shalat, maka Dabbatul Ardhi akan datang dari
belakangnya dengan berkata: “Hai fulan mengapa baru sekarang kamu
shalat?” Lalu ia memberi tanda pada mukanya dan pergi.
Rasulullah bersabda:
“Binatang bumi itu
akan keluar dengan membawa Tongkat Musa dan Cincin Sulaiman, maka ia
akan mencap hidung orang kafir dengan tongkat dan akan membuat terang
wajah orang Mu’min degan cincin, sehingga degan demikian apabila telah
berkumpul beberapa orang-orang yang makan di suatu meja hidangan, maka
salah seorang dari mereka akan berkata: “Makanlah ini wahai orang
Mu’min” dan “makanlah ini wahai orang kafir.”
(Riwayat Abu Dawud Ath Thayalisi, Ahmad dan Ibn Majah, semua riwayat tersebut berasal dari Hammad bin Salamah dari Abi Hurairah)
‘Abdullah bin Amru bin
‘Ash berkata bahwasanya binatang ini adalah Al Jassasah yang pernah
disebut dalam hadits Tamimuddary. (Lihat Syarah An Nawawi atas Shahih
Muslim)
*Sumber dari tanda-kiamat.blogspot.com